dalam menapaki jalan lurus menjurus pada belok berkelok yang cocok dengan desah nafasmu di ujung tidur malam siapa yang menoreh kata tak berujung terusung musim kemarau dalam ngigau yang risau di surau tua yang dibangun dalam lahan peradaban waktu bergulir seperti bola putih di buih pantai seandai engkau pamit dengan kabut yang menyelimuti seluruh hidupmu diramu suka duka lara bersulam nestapa siapa kata cinta tak senada rasa hingga mulut pun terkunci tak sudi memberi suara kepada siapa-siapa sampai masa menghentikan segalanya dunia terhentak bala mendadak meluluhlantakkan harta dan jiwa lihat air laut surut mengambil ancang ancang sebelum menerjang menyapu daratan yang kita puja puja karena indah dan kaya menyimpan emas dan hutan membentang di bola mata yang tak pernah berkedip secuil fiil di dada kita sesak dengan kata kata tak bermakna
november 2006
Tuesday, January 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment